Posted By : Izanun Mushofiyah
“Sahabat selalu ada disaat kita membutuhkannya, menemani kita disaat kita kesepian, ikut tersenyum disaat kita bahagia, bahkan rela mengalah padahal hati kecilnya menangis…” ( Oleh: Rai Inamas Leoni )
Bel istirahat akan berakhir berapa menit lagi. Wina harus
segera membawa buku tugas teman-temannya ke ruang guru sebelum bel berbunyi.
Jabatan wakil ketua kelas membuatnya sibuk seperti ini. Gubrak…. Buku-buku yang
dibawa Wina jatuh semua. Orang yang menabrak entah lari kemana. Jangankan
menolongnya, meminta maaf pun tidak.
“Sial! Lari nggak
pakek mata apa ya...” rutuk Wina. Dengan wajah masam ia mulai jongkok untuk
merapikan buku-buku yang terjatuh. Belum selesai Wina merapikan terdengar
langkah kaki yang datang menghampirinya.
“Kasian banget.
Bukunya jatuh semua ya?” cemoh seorang cowok dengan senyum sinis. Sejenak Wina
berhenti merapikan buku-buku, ia mencoba melihat orang yang berani mencemohnya.
Ternyata dia lagi. Cowok berpostur tinggi dengan rambut yang selalu berantakan.
Sumpah! Wina benci banget sama cowok ini. Seumur hidup Wina nggak bakal
bersikap baik sama cowok yang ada di depannya ini. Lalu Wina mulai melanjutkan
merapikan buku tanpa menjawab pertanyaan cowok tersebut.
Cowok tinggi itu
sepintas mengernyitkan alisnya. Dan kembali ia tercenung karena cewek di depannya
tidak menanggapi. Biasanya kalau Wina terpancing dengan omongannya, perang
mulut pun akan terjadi dan takkan selesai sebelum seseorang datang melerai.
Teeeett… Bel tanda
berakhirnya jam istirahat terdengar nyaring. “Maksud hati pengen bantu temen
gue yang jelek ini. Tapi apa daya udah keburu bel. Jadi sori nggak bisa bantu.”
ucap cowok tersebut sambil menekan kata jelek di pertengahan kalimat.
Cowok tersebut masih
menunggu reaksi cewek yang ada di depannya. Tapi yang ditunggu tidak membalas
dengan cemohan atau pun ejekan. “Lo berubah.” gumam cowok tersebut lalu
berbalik bersiap masuk ke kelasnya. Begitu cowok itu membalikkan badannya, Wina
yang sudah selesai membereskankan buku mulai memasang ancang-ancang. Dengan
semangat 45 Wina mulai mengayunkan kaki kanannya kearah kaki kiri cowok
tersebut dengan keras.
“Adooooww” pekik
cowok tersebut sambil menggerang kesakitan.
“Makan tuh sakit!!”
ejek Wina sambil berlari membawa buku-buku yang tadi sempat berserakan. Bisa
dibayangkan gimana sakitnya tuh kaki. Secara Wina pakek kekuatan yang super
duper keras. Senyum kemenangan menghiasi di wajah cewek tinggi kurus tersebut.
***
“Wina….”
Wina menoleh untuk
melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata dari kejauhan Amel teman baiknya
sejak SMP sedang berlari kearahnya. Dengan santai Wina membalikkan badannya
berjalan mencari motor matic kesayangannya. Ia sendiri lupa dimana menaruh
motornya. Wina emang paling payah sama yang namanya mengingat sesuatu. Masih
celingak-celinguk mencari motor, Amel malah menjitak kepalanya dari belakang.
“Woe non, budeg ya?
Nggak denger teriakan gue. Temen macem apaan yang nggak nyaut sapaan temennya
sendiri.” ucap Amel dengan bibir monyong. Ciri khas cewek putih tersebut kalo
lagi ngambek.
“Sori deh Mel. Gue
lagi bad mood, pengen cepet pulang.”
“Bad mood?
Jelas-jelas lo tadi bikin gempar satu kelas. Udah nendang kaki cowok ampe tuh
cowok permisi pulang, nggak minta maaf lagi.” jelas Amel panjang lebar.
“Hah? Sampe
segitunya? Kan gue cuma nendang kakinya, masak segitu parahnya?” Wina
benar-benar nggak nyangka. Masa sih keras banget? Tuh cowok ternyata
bener-bener lembek, pikirnya dalam hati.
“Nendang sih nendang
tapi lo pakek tendangan super duper. Kasian Alex lho.”
“Enak aja. Orang dia
yang mulai duluan.” bantah Wina membela diri.
Sejenak Amel terdiam,
lalu berlahan bibirnya tersenyum tipis. “Kenapa sih kalian berdua selalu
berantem? Masalahnya masih yang itu? Itu kan SMP. Dulu banget. ” ujar Amel
polos, tanpa bermaksud mengingatkan kejadian yang lalu. “Lagi pula gue udah
bisa nerima kalo Alex nggak suka sama gue.”
“Tau ah gelap!”
***
Kepotong yaa , sorry !
Oke lain kali kalo akunya nggak sibuk bakalan aku terusin de ceritanyaa ! Sabar yaa :)
By : Rai Inamas Leoni
TTL : Denpasar, 08
Agustus 1995
Sekolah : SMA Negeri
7 Denpasar
Blog :
raiinamas.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar